Halaman

Sabtu, 09 Maret 2013

Kepercayaan

Kita semua pasti mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk yang paling komplit dan kompleks. Susunan "adenine guanine timin" dan "sitosin" pada DNA melahirkan jutaan manusia yang tidak sama persis satu dengan lainnya. [Etty Indriati].

Contoh sederhana adalah sidik jari. Diantara manusia yang ada di dunia ini pasti mempunyai sidik jari yang berbeda dan tak satupun ada yang sama.

Di sisi lain, sekomplit dan sekompleksnya manusia pasti tak lepas dari sebuah proses atau siklus manusia itu sendiri. Tidak mungkin seorang manusia itu besar dengan sendirinya. Yang asalnya tak berada menjadi berada. Yang asalnya tak di anggap manusia menjadi di anggap manusia.

Kita pun bisa melihat tanda perubahan siklus yang ada pada manusia. Sekedar contoh, menstruasi adalah siklus reproduksi yang menandai sehat dan berfungsinya organ-organ reproduksi perempuan. Menstruasi menandakan kematangan seksual seorang perempuan dalam arti ia mempunyai ovum yang siap dibuahi, bisa hamil, dan melahirkan anak. Dalam bahasa agama siklus ini biasa disebut dengan haidh. [Badriyah Fayyumi]

Begitu pun ketika dewasa, manusia itu akan mengalami sebuah perubahan melalui sebuah proses atau siklus yang terkadang kita sendiri tak menyadarinya. Sadar atau tidak, proses inilah yang nantinya akan mendewasakan kita atau malah sebaliknya. Membuat kita menjadi lebih baik atau malah sebaliknya. Membuat kita lebih mengerti atau malah sebaliknya. Dan di sinilah ada yang namanya sebuah perubahan.

Perubahan itu tidak datang dengan sendirinya, sekali lagi, ini juga melalui sebuah proses atau siklus pada manusia. Ada kalanya perubahan itu datang dari diri kita sendiri, ada pula perubahan itu karena ada pengaruh-pengaruh energi dari luar diri kita.

Dari manakah perubahan pada diri kita itu datang?

Kita tak bisa menghindar dari sebuah perubahan, walau kadang kita sendiri tak tahu perubahan seperti apa itu? Tahu atau tidak, setidaknya kita punya sebuah pegangan. Dan pegangan itu adalah kepercayaan.

Soe Hok Gie pernah berpesan dalam puisinya:
"Buat apa menghindar?
Cepat atau lambat, Suka atau tidak suka,
Perubahan hanya soal waktu,
Semua boleh berubah, semua boleh baru,
Tapi satu yang harus dipegang;
Kepercayaan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar