Di bulan Ramadhan ini bukannya banyak pemberitaan positif tentang agama namun malah sebaliknya. Pemberitaan yang membuat kita tercengang, heran atau bahkan marah. Agama memang menjadi sesuatu yang urgen dimana agama itu tak bisa lepas dari kehidupan manusia, bahkan bagi mereka yang tak beragama sekalipun. Seharusnya agama itu bisa membuat manusia lebih tenang baik jiwa dan raganya karena agama adalah jalan hidup, pilihan hidup. Namun sangat disayangkan jika agama itu diperlakukan sebagai sebuah komoditas politik semata.
Tanpa kita sadari agama memang memiliki magnet yang besar untuk menjadi komoditas politik. Hal-hal tentang agama selalu menjadi sebuah pembicaraan hangat dimana saja. Disaat tak ada semangat dalam hal lain maka agama memunculkan semangat yang menggebu-nggebu.
Tengok saja, bagaimana agama dijadikan jurus-jurus maut dalam berkampanye. Mereka seakan lupa bahwa agama itu suci. Agama itu jalan hidup, pilihan hidup bukan jalan politik, pilihan politik. Apakah ini yang menjadi salah satu alasan kenapa politik itu kotor? Berbuat semaunya sendiri tanpa melihat apa yang digunakan sebagai komoditas politiknya.
Agama, oh.. agama.. kau memang komoditas menarik..!!
Jumat, 10 Agustus 2012
Mengenal Gubug Lazaris
Ini adalah salah satu pengalaman menarik. Kemarin (09 Agustus 2012) bersama seorang teman bermain ke sebuah tempat pertanian organik di Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Tempat ini dinamakan "Gubug Lazaris" dikelola oleh romo-romo CM dengan penanggung jawab Rm. Hardo Iswanto,CM.
Sebenarnya lelah juga sih bersepeda dari Malang - Kediri dalam kondisi puasa, ngantuk lagi. Tapi itu semua hilang oleh rasa keingintahuan. Maklumlah sesuatu yang unik (melawan arus) itu memang bikin penasaran. Ini juga sekalian membantu temen dalam rangka berburu bibit padi merah & hitam organik. Sebenarnya di Malang sendiri juga ada, namun sulit sekali untuk mendapatkannya.
Sesampainya di sana sempat terkejut juga sih, karena gak menyangka kalau pertanian organik ini dikelola oleh saudara-saudara kita Katholik yang dipandegani oleh seorang Romo (tokoh agama Katholik). Namun, hal itulah yang membuat aku semakin bersemangat untuk ingin tahu. Selain itu, lama juga aku gak berkumpul dengan teman-teman lintas agama. Mungkin sekitar empat tahunan.
Gubug Lazaris ini bertujuan mengembangan bibit unggul di bidang pertanian. Salah satunya adalah penggunaan benih unggul bermutu dengan sistem organik dalam arti tidak menggunakan bahan kimia sama sekali mulai dari penggunaan pupuk hingga pestisida. Selain itu juga diperuntukkan untuk pemberdayaan masyarakat petani dalam hal pertanian organik. Kita semua juga mengetahui bahwa pertanian organik sendiri juga sering didengungkan pemerintah mulai tahun 2010 dengan mengatasnamakan progam GO ORGANIK 2010 walau kenyataannya sampai saat ini progam ini belum berjalan dengan baik.
Alhasil, waktu itu kami mendapatkan apa yang kita cari, bibit beras merah organik, gratis lagi, hehehe. Sebenarnya bibit ini memang tidak diperjual belikan karena di sini cuma memperjual belikan berasnya saja. Dimana bibitnya cuma dipergunakan untuk kalangan sendiri (para petani organik). Lebih tepatnya berbagi antar para petani organik. Kami mendapatkan gratis karena kami juga menggunakan sistem pertanian organik.
Ada beberapa komoditas yang dibudidayakan disini mulai dari tanaman pangan hingga sayuran. Selain tanaman pangan seperti beras merah, hitam, disini juga membudidayakan beras putih lokal seperti Rojolele dan sebagainya yang kesemuanya adalah organik. Sayur pun juga bermacam-macam mulai dari macam-macam sawi (Caisin), kangkung hingga bayam merah.
Gubug Lazaris di Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri |
Sebenarnya lelah juga sih bersepeda dari Malang - Kediri dalam kondisi puasa, ngantuk lagi. Tapi itu semua hilang oleh rasa keingintahuan. Maklumlah sesuatu yang unik (melawan arus) itu memang bikin penasaran. Ini juga sekalian membantu temen dalam rangka berburu bibit padi merah & hitam organik. Sebenarnya di Malang sendiri juga ada, namun sulit sekali untuk mendapatkannya.
Sesampainya di sana sempat terkejut juga sih, karena gak menyangka kalau pertanian organik ini dikelola oleh saudara-saudara kita Katholik yang dipandegani oleh seorang Romo (tokoh agama Katholik). Namun, hal itulah yang membuat aku semakin bersemangat untuk ingin tahu. Selain itu, lama juga aku gak berkumpul dengan teman-teman lintas agama. Mungkin sekitar empat tahunan.
Gubug Lazaris ini bertujuan mengembangan bibit unggul di bidang pertanian. Salah satunya adalah penggunaan benih unggul bermutu dengan sistem organik dalam arti tidak menggunakan bahan kimia sama sekali mulai dari penggunaan pupuk hingga pestisida. Selain itu juga diperuntukkan untuk pemberdayaan masyarakat petani dalam hal pertanian organik. Kita semua juga mengetahui bahwa pertanian organik sendiri juga sering didengungkan pemerintah mulai tahun 2010 dengan mengatasnamakan progam GO ORGANIK 2010 walau kenyataannya sampai saat ini progam ini belum berjalan dengan baik.
Kangkung Organik |
Alhasil, waktu itu kami mendapatkan apa yang kita cari, bibit beras merah organik, gratis lagi, hehehe. Sebenarnya bibit ini memang tidak diperjual belikan karena di sini cuma memperjual belikan berasnya saja. Dimana bibitnya cuma dipergunakan untuk kalangan sendiri (para petani organik). Lebih tepatnya berbagi antar para petani organik. Kami mendapatkan gratis karena kami juga menggunakan sistem pertanian organik.
Ada beberapa komoditas yang dibudidayakan disini mulai dari tanaman pangan hingga sayuran. Selain tanaman pangan seperti beras merah, hitam, disini juga membudidayakan beras putih lokal seperti Rojolele dan sebagainya yang kesemuanya adalah organik. Sayur pun juga bermacam-macam mulai dari macam-macam sawi (Caisin), kangkung hingga bayam merah.
Sawi (Caisin) Organik |
Bayam Merah Organik |
Beras Merah Organik |
Langganan:
Postingan (Atom)